RADAR UPDATE, SOPPENG — Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Soppeng menunjukkan komitmennya dalam mengakselerasi program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) tahun 2025 dengan target 2.100 bidang.
Target ini dialokasikan di empat wilayah, yaitu Kelurahan Macanre (1.000 bidang), Kelurahan Ujung (900 bidang), Desa Enrekang (100 bidang), dan Kelurahan Manorang Salo (100 bidang).
Dalam upaya mencapai target tersebut, Kepala BPN Soppeng, Amir, bersama Tim PTSL, dan Lurah Ujung, Hasruddin Jamardin, melaksanakan lembur kerja pada Jumat, 27 Juni 2025.
Kegiatan ini tidak hanya terpusat di Kantor Kelurahan Ujung, tetapi juga melibatkan tim yang turun langsung ke lapangan untuk melaksanakan pendataan.
Inovasi yang diusung oleh BPN Soppeng adalah program "Jumatan PTSL".
Kepala BPN Soppeng Amir. S.ST. MH, menjelaskan bahwa program ini terbukti efektif dan efisien. "Pada tahapan penyuluhan resmi yang biasanya di Kantor Lurah, belum semua masyarakat utamanya Bapak-Bapak bisa hadir dikarenakan ada yang berkebun, atau aktivitas mencari rezeki yang lain," ujar Amir.
Pelaksanaan "Jumatan PTSL" di Kelurahan Ujung dimulai dengan shalat Jumat bersama warga di Masjid Sabilul Mukminin Calio. Sementara itu, tim lainnya melaksanakan shalat Jumat di Masjid Hidayatullah Salaonro yang dipimpin oleh Wakil Ketua Bidang Fisik.
Setelah shalat Jumat, Kepala BPN Amir langsung menuju mimbar masjid dan menyampaikan poin-poin pokok pelaksanaan PTSL kepada warga.
"Kelurahan Ujung target sertipikatnya sebanyak 900 bidang, yang realisasi pemberkasannya sudah 100%. Namun selain berkas dilengkapi, kami harapkan bantuan Bapak-Bapak selaku pemilik tanah untuk menunjukkan lokasi dan batas-batasnya, termasuk persetujuan batas tetangga yang berbatasan," jelas Amir.
Amir juga menyoroti progres penerbitan sertipikat di Kelurahan Ujung yang baru mencapai 143 bidang atau 15% dari target. "Maka perlu dilakukan percepatan dan koordinasi intensif terutama dengan warga pemilik tanah dan pihak Kelurahan setempat.
Olehnya itu kami bersama Para Kepala Seksi, dan Staf dalam Tim PTSL melaksanakan lembur di hari libur ini, yang bertepatan dengan hari Jumat," tambahnya. Ia berharap kegiatan "Jumatan PTSL" ini dapat memotivasi seluruh masyarakat untuk aktif menyukseskan program ini.
Selain itu, Amir juga menyampaikan perbedaan antara kegiatan PTSL dan PRONA. Dalam PTSL, bukan hanya tanah yang akan diterbitkan sertifikatnya yang diurus, tetapi juga tanah yang sudah bersertifikat pun diurus.
Ia mengimbau masyarakat yang memiliki sertifikat tanah terbitan tahun 1960 hingga 2014 untuk aktif melaporkan atau menyampaikan ke Tim PTSL atau Kantor Lurah agar tanah mereka dapat dipetakan secara digital menuju pemetaan lengkap satu kelurahan.
Di Kelurahan Ujung, terdapat 892 bidang tanah bersertifikat terbitan tahun 1970 hingga 2014 yang belum terpetakan secara digital (Kategori 4). BPN Soppeng mengharapkan bantuan dari Lurah, Kepala Lingkungan, Kolektor PBB, dan terutama warga pemilik tanah untuk menunjukkan lokasi yang dimaksud dalam sertifikat yang telah terbit.
Amir juga menegaskan bahwa layanan dalam kegiatan PTSL ini hanya untuk pendaftaran pertama kali, yaitu pensertifikatan tanah yang baru pertama kali akan didaftarkan. Layanan pemisahan, pemecahan, atau penggabungan bidang tanah yang telah bersertifikat akan tetap dilayani oleh Tim PTSL.
Kegiatan "Jumatan PTSL" ini direncanakan akan berlanjut ke Kelurahan Macanre, yang memiliki target sertifikasi lebih besar dibandingkan Kelurahan Ujung, tandas Amir. (***)
Published : OVA-IWO
